Heri Gondrong 2022
Sahabat-polisi.or.id – Bagi kalangan pengguna media sosial (medsos), mayoritasnya pasti mengenal dengan sosok polisi yang pernah viral di medsos.
Ketiga sosok polisi yang memiliki gaya khas ini yakni Katim Heri Gondrong, Jacklyn Choppers atau Bang Jack, dan juga Aiptu Titok.
Prestasi yang mereka raih membuat mereka banyak disegani oleh masyarakat dan ditakuti oleh para penjahat.
Berbagai cara yang mereka lakukan untuk menangkap penjahat bisa dinilai sangan luar biasa.
Seperti, polisi Heri Gondrong, yang menyamar menjadi seorang ibu-ibu untuk menangkap pencopet di Pasar 16 Ilir Palembang.
Kemudian ada Polisi Jacklyn Choppers atau Bang Jack, yang menyamar untuk menangkap preman yang berkedok menjadi Security.
Lalu ada Aiptu Titok, Di balik badan gemuknya, dia lincah saat menangkap seorang penjahat. Sudah tak terhitung kasus-kasus kriminal yang dia ungkap. Mulai dari pencurian, penganiayaan, perampokan, begal, hingga pembunuhan.
Dan ada Irjen Arman Depari serta Aiptu Ibnul Gondrong berasal dari Lubuklinggau yang aksinya membuat masyarajat kagum.
Siapa sih sebenarnya mereka?
Berikut Profil Kelima sosok polisi yang memiliki gaya khas tersendiri untuk menangkap seorang penjahat, dirangkum Sripoku.com dari berbagai sumber.
1. Jacklyn Choppers atau Bang Jack, tugas di Satuan Jatanras Polda Metro Jaya
Jajaran Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menciduk HS, pria yang diduga mengancam akan memenggal kepala Presiden Jokowi. Video HS sempat viral di media sosial.
Rupanya, dalam penangkapan pria pengancam akan memenggal kepala Presiden Jokowi itu, ada sosok polisi nyentrik yang cukup populer, dialah Aiptu Jakaria atau juga dikenal dengan nama Jacklyn Choppers atau Bang Jack.
Di akun Youtube-nya, Aiptu Jakaria atau Jacklyn Choppers alias Bang Jack, juga mengunggah detik-detik penangkapan pria pengancam akan memenggal kepala Presiden Jokowi.
Sosok Aiptu Jakaria atau Jacklyn Choppers pun jadi sorotan warganet.
Penampilannya memang nyentrik. Dia mengenakan kaus berwarna hitam dengan desain berciri khas kaus seorang rocker.
Rambutnya tampak panjang terurai. Di kepalanya, dia juga mengenakan penutup berupa beanie hat.
Aiptu Jakaria atau Jacklyn Choppers ternyata memang kerap bikin vlog atau video di akun Youtube pribadinya.
Ternyata, dia sudah membuat dan mengunggah video sejak 2016.
Dia mengatakan, salah satu tujuannya sebenarnya adalah untuk dokumentasi pribadi dan dokumentasi unit dua Jatanras Polda Metro Jaya.
Dia pun menjelaskan, tak masalah dirinya yang seorang polisi membuat sebuah video dokumentasi.Kebetulan, Aiptu Jakaria mengaku dia berada di tim tindak, bukan tim lidik.
Dalam video-videonya itu, lanjutnya, kerap juga ada edukasi kepada masyarakat mengenai kasus-kasus yang sedang ditangani.
Misalnya, kasus penipuan di mana seseorang ada yang mengaku sebagai polisi.
2. Aiptu Titok Satreskrim Polres Brebes
Seorang polisi nyentrik berbadan gempal dan berambut gondrong ini selalu mencuri perhatian.
Di balik badan gemuknya, dia lincah saat menangkap seorang penjahat. Sudah tak terhitung kasus-kasus kriminal yang dia ungkap. Mulai dari pencurian, penganiayaan, perampokan, begal, hingga pembunuhan.
Anggota Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Brebes itu bernama Aiptu Titok Ambar Pramono.
Lantaran prestasi yang ditorehkannya mengungkap ratusan kasus kejahatan setiap tahunnya, pria kelahiran Prambanan, Yogyakarta, 40 tahun lalu itu, baru saja dipromosikan menjadi Kepala unit (Kanit) 1 Satreskrim Polres Brebes oleh Kapolres Brebes, AKBP Aris Supriyono.
Ndan Titok, begitu ia akrab disapa, sering muncul di media massa, baik TV dan media online.
Termasuk media sosial: Facebook, YouTube, dan Instagram saat dalam pengungkapan kasus kejahatan kriminal.
Tak pelak, banyak masyarakat dan netizen selama ini bertanya-tanya bagaimana sosok Ndan Titok tersebut.
Ternyata, ada cerita menarik di balik perjalanan kariernya hingga menjadi polisi. Awalnya, Ndan Titok ternyata tak bercita-cita sebagai polisi melainkan sebagai akuntan publik.
Setelah lulus SMK, ia sempat berkuliah di sebuah kampus di Yogyakarta.
Namun, duduk di bangku kuliah hanya mampu dijalaninya sampai satu semester.
Selanjutnya, Titok iseng mendaftar Bintara. Meski iseng, ternyata diterima menjadi anggota polisi pada angkatan 1997-1998.
Di awal kariernya menjadi polisi, ia dulu langsung masuk dalam anggota unit reaksi cepat Satreskrim Polres Brebes. Pada tahun 2000, ia mulai menjadi anggota Reskrim Mobile (Resmob).
Ia juga sempat bertugas di Aceh selama 1 tahun pada rentan waktu tahun 1999-2000.
Selama 19 tahun bertugas, Titok hampir selalu ikut turun ke lapangan memburu penjahat yang menjadi target sasarannya.
Banyak suka duka menjalani tugas berat menjaga situasi keamanan di Kabupaten Brebes yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Jawa Tengah.
Ia pun dikenal garang di hadapan penjahat yang meresahkan masyarakat.
Tak segan-segan menindak tegas hingga instruksi tembak di tempat sesuai SOP bila penjahat melawan petugas.
Tak jarang, banyak penjahat yang ‘terkencing-kencing’ ketika berhadapan dengannya.
3. Katim Heri Gondrong (Hergon), Jadi Perwira
Masyarakat Sumatera Selatan, khususnya kota Palembang tentu tidak asing lagi dengan sosok Aiptu Heri Kusuma Jaya atau biasa dipanggil Katim Heri Gondrong.
Pria yg menjabat Katim Opsnal Unit I Subdit III Jarantas Ditreskrimum Polda Sumsel ini dikenal garang ketika melakukan penertiban maupun operasi masyarakat (pekat) di kota Palembang.
Lewat berbagai tayangan di media sosial sejak beberapa bulan belakangan ini, Katim Heri dan rekan-rekan aktif melakukan pengamanan dan menjaga kondusifitas di kota Palembang.
Aksi tim Opsnal Unit I Subdit III Jarantas Ditreskrimum Polda Sumsel ini beberapa kali viral di media sosial.
Menarik perhatian masyarakat tidak hanya di Sumatera Selatan, bahkan di seluruh Indonesia.
Katim Heri sebagai “ikon” tim Jatanras pun menjadi sosok yg paling menjadi perhatian.
Selain penampilan dengan rambut lurus panjangnya
Gayanya khas ketika melakukan interaksi, sosialisasi maupun penindakan terhadap pelaku kejahatan jalanan pun menjadi daya tarik tersendiri.
Dari berbagai macam kejahatan jalanan yg ditindak tim Jatanras, persoalan parkir liar jadi salah satu sorotan masyarakat.
Ada cerita menarik saat tim Jatanras di bawah pimpinan Katim Heri hendak meringkus pelaku penggelapan barang berharga berupa emas di Palembang.
Saat itu pelaku diketahui tengah berada di sebuah rumah makan di Jalan Jenderal Sudirman.
Begitu tiba di lokasi, Katim Heri dan rekan-rekan mendapati pelaku yang berinisal E sedang makan siang.
Bukannya langsung meringkus, Katim Heri mempersilakan pelaku menyelesaikan makan siangnya.
Bahkan Katim Heri juga membayar tagihan makan pelaku tersebut.
Katim Heri menjelaskan, dalam menindak dan memperlakukan pelaku kejahatan, harus berdasar kepada persoalan hukum, yakni melihat terlebih dahulu tindak pidana yang dilakukan pelaku.
Pedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP) saat penangkapan pelaku kejahatan yang dimaksud Kapolda, kata Katim Heri, ada tiga unsur yakni yuridis, teknis dan etis.
Kini ia sudah tak lagi gondrong karena ikut sekolah dan ia saat ini sudah lulus sekolah perwira polisi.
Hergon mengaku tak sia-sia memotong rambutnya, karena dirinya berhasil lulus.
“Tak sia-sia potong rambut, alhamdulilah bisa lulus,” kata dia, Sabtu (25/9/2021).
Usai lulus, kini dia harus menepuh pendidikan perwira kembali di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat selama satu bulan.
“Nanti bulan Oktober kita lanjut lagi sebulan lakukan pendidikan perwira,” jelasnya.
Ia menyampaikan suka dukanya saat menjalani tes PAG perwira polisi selama tiga bulan lalu.
“Sukanya alhamdulilah lulus saya bisa lulus meraih peringkat 15 se-Sumsel ,” ujarnya
Sementara, dukanya ia menceritakan, ada beberapa teman tes PGA belum bisa lulus, lantaran dari jumlah 125 peserta hanya diterima 78 orang.
“Dukanya, saat bersama-sama bangun pagi melalui tes bersama, ada yang belum lulus,”ucapnya.
Meski demikian, ia memberikan pesan kepada teman-temanya yang belum lulus PAG perwira, untuk tetap semangat, buat bangga Kepolisan.
Siapa yang tidak kenal Katim Heri Gondrong atau Hergon, Polisi yang dikenal berani dan nyentrik dengan penampilan rambut panjangnya kini tidak lagi menjadi Katim Opsnal Unit 1 Jatanras Polda Sumsel.
Polisi yang bernama asli Heri Kusuma Wijaya kini mempunyai jabatan baru usai menjalani pendidikan untuk menjadi perwira.
Saat ini, ia bertugas di Direktorat Tahan dan Barang Bukti (Tahti) Polda Sumsel sebagai Kanit 1 Jaga Tahanan.
Saat ditemui Sripoku.com pada Kamis (13/1/2022), Heri Gondrong yang dulu dikenal dengan rambut gondorong kini berpenampilan baru dengan rambut pendek saat bertugas sebagai Kanit.
Bahkan, ia mengungkapkan tidak jarang yang sedikit bingung dengan penampilan yang baru saat ini.
“Apalagi saat ini kan masih pakek masker jadi banyak yang bingung, tapi biasanya orang mengenali saya dari mata saya,” ungkapnya.
Dikatakan Heri Gondrong, saat ini ia tidak lagi menjadi Katim Opsnal Unit 1 Jatanras Polda Sumsel.
Namun meskipun tidak lagi menjabat Katim dirinya tetap bersedia jika masih ada yang memanggil dirinya Katim.
“Kalau rekan-rekan yang lama masih manggil Katim tidak apa-apa, itukan sudah kebiasan dari dulu-dulu,” ujar Hergon.
“Masyarakat juga banyak kenalnya Katim, kalau Kanit kan baru. Tidak jadi masalah mau manggil apa saja,” tambahnya.
Diceritakan Hergon, saat bertugas di Tahti Polda Sumsel ini , tentunya mendapatkan pengalaman yang jauh berbeda.
“Saat ini lebih banyak berkomunikasi dengan tahanan, kita bisa memberikan petuah-petuah yang berbeda kepada para tahanan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, kalau dulu ia dikenal masyarakat sebagai penangkap pelaku kejahatan untuk ditahan.
Namun sekarang justru sebaliknya, ia lebih banyak berkomunikasi dengan tahanan.
“Banyak juga tahanan itu yang sudah mengenal saya, apalagi saat baru-baru pindah tahanan banyak bialng itu Heri Gondrong,” ceritanya.
Saat berinteraksi dengan tahanan, Hergon mengungkapkan selalu berinteraksi dengan para tahanan.
Ia juga memberikan kesempatan para tahanan untuk berolahraga setiap pagi.
“Apalagi tahan ini banyak yang lansia juga, bahkan ada tahan memang umurnya sudah tua yang memang sangat perlu untuk olahraga,” jelasnya.
Meskipun tidak lagi di lapangan seperti yang dulu, Hergon mengingatkan agar masyarakat tetap berhati-hati dalam beraktivitas.
“Tetap hati-hati dalam aktifitas diluar rumah, kalau bawa motor tetap selalu gunakan kunci tambahan agar lebih aman,” tutupnya.
4. Aiptu Ibnul Gondrong Lubuklinggau
Di wilayah hukum Polsek Lubuklinggau Barat ada satu sosok ‘icon’ yang namanya viral dan cukup membuat para pelaku kejahatan ciut di wilayah itu kalau mendengarnya.
Yakni sosok Aiptu Ibnul Suprianto alias Ibnul Gondrong. Saat ini dirinya menjabat Kanit Intel Polsek Lubuklinggau Barat.
Nama dan wajah Ibnul Gondrong yang acapkali tampil di medsos dan koran-koran menjadi momok tersendiri bagi para pelaku kejahatan untuk berpikir dua kali dalam melakukan aksi.
“Bahkan ada pelaku yang menyerahkan diri karena takut ditangkap,” kata Ibnul.
Disamping melaksanakan tugas dengan penindakan, langkah dan inovasi yang dilakukan Ibnul Gondrong bersama Tim Gaspol, acapkali membuat video pendek berupa imbauan di medsos.
Konten video itu berisi sejumlah tema mengenai hoaks, parkir, pungli, pemerasan dan suap.
5. Irjen Arman Depari
Melansir Reqnews, Untuk jenderal polisi satu ini pasti sudah tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Dia adalah Irjen Arman Depari, polisi berambut gondrong yang membuat ciut nyali para bandar hingga pengedar narkoba.
Saat ini, Irjen Arman berdinas sebagai Deputi Bidang Pemberantasan BNN.
Asal tahu saja, para pengedar barang haram yang ditangkap BNN itu, sampai tak berkutik setelah tangannya diborgol dan wajahnya disorot kamera awak media.
Sang Jenderal pernah menduduki posisi sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya hingga di Mabes Polri. Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.
Sebelum fokus di bidang pemberantasan narkoba, Irjen Arman Depari ternyata pernah juga menjadi Kadensus 88 Polda Sumatera Utara.
Arman juga pernah turut membantu dan memberikan informasi hasil penyelidikan tim Ditserse Polda Metro Jaya dalam pengungkapan kasus terorisme.
Kala itu, kasus terorisme yang dimaksud yakni, yakni kasus bom Bali I, untuk menangkap Imam Samudra. Sebelum bertugas di BNN, Arman Depari sempat menjadi Kapolda Kepulauan Riau selama kurang lebih dua tahun.
Barulah pada 2016, Jenderal garang ini menjadi Deputi Pemberantasan BNN.
Pria kelahiran Karo, Sumatera Utara, 1 Agustus 1962 ini, menghabiskan masa kecil dan remajanya hingga bangku SMA di Berastagi.
Setelah lulus SMA, ia kemudian mencoba peruntungan masuk ke Akpol. Ia pun termasuk, lulusan Akpol tahun 1985.
Sumber : tribunnews.com
SRIPOKU.COM - Seperti kita ketahui, polisi adalah suatu prantara umum sipil negara yang menjaga ketertiban, keamanan, dan penegakan hukum di seluruh wilayah negara.
Kepolisian adalah salah satu lembaga penting yang memainkan tugas utama sebagai penjaga keamanan, ketertiban dan penegakan hukum, sehingga lembaga kepolisian ada di seluruh negara berdaulat.
Kadang kala pranata ini bersifat militaristis, seperti di Indonesia sebelum Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dilepas dari ABRI.
Polisi dalam lingkungan pengadilan bertugas sebagai penyidik.
Dalam tugasnya dia mencari barang bukti, keterangan-keterangan dari berbagai sumber, baik keterangan saksi-saksi maupun keterangan saksi ahli.
Nah dalam artikel kali ini, tim sripoku.com akan membahas prihal polisi paling ditakuti di Indonesia.
Simak ulasannya dibawah ini ya!
Baca juga: Dini Hari Terbangun, Sumitro Kaget Motornya Sudah Hilang, 2 Pelaku Ditangkap Tim Cobra Polsek Lubai
Baca juga: Mo Salah Raih Hattrick Gelar Pemain Terbaik di Liverpool, Singgung Premier League: Musim yang Sulit
Baca juga: Mantan Mensos Juliari Ungkap Aliran Dana Korupsi, Sewa Pesawat, untuk Partai, Libatkan Anggota DPR
Bagi kalangan pengguna media sosial (medsos), mayoritasnya pasti mengenal dong dengan sosok polisi yang pernah viral.
Nah dari Ketiga sosok polisi yang kita bahas ini.
Mereka memiliki gaya khas ini yakni Katim Heri Gondrong, Jacklyn Choppers atau Bang Jack, dan juga Aiptu Titok.
Prestasi yang mereka raih membuat mereka banyak disegani oleh masyarakat dan ditakuti oleh para penjahat.
Berbagai cara yang mereka lakukan untuk menangkap penjahat bisa dinilai sangan luar biasa.
Seperti, Polisi Heri Gondrong, yang menyamar menjadi seorang ibu-ibu untuk menangkap pencopet di Pasar 16 Ilir Palembang.
Kemudian ada Polisi Jacklyn Choppers atau Bang Jack, yang menyamar untuk menangkap preman yang berkedok menjadi Security.
Lalu ada Aiptu Titok, Di balik badan gemuknya, dia lincah saat menangkap seorang penjahat. Sudah tak terhitung kasus-kasus kriminal yang dia ungkap. Mulai dari pencurian, penganiayaan, perampokan, begal, hingga pembunuhan.
Siapa sih sebenarnya mereka?
Berikut Profil Ketiga sosok polisi yang memiliki gaya khas tersendiri untuk menangkap seorang penjahat, dirangkum Sripoku.com dari berbagai sumber.
Baca juga: UPDATE Harga TBS Kelapa Sawit di Sumsel Naik, Berlaku untuk Semua Usia Tanaman, Berikut Daftarnya!
Baca juga: Mimi Itu Maunya Meninggalkan Kita Bertiga Aurel Ungkap Krisdayanti Iri dengan Teman yang Kaya
Baca juga: Masuk Gang Sempit, Terungkap Sudah Penampakan Rumah Barbie Kumalasari, Eks Galih Ketahuan Bohong!
1. Katim Heri Gondrong (Hergon), tugas di Satuan Jatanras Polda Sumsel
Masyarakat Sumatera Selatan, khususnya kota Palembang tentu tidak asing lagi dengan sosok Aiptu Heri Kusuma Jaya atau biasa dipanggil Katim Heri Gondrong.
Pria yg menjabat Katim Opsnal Unit I Subdit III Jarantas Ditreskrimum Polda Sumsel ini dikenal garang ketika melakukan penertiban maupun operasi masyarakat (pekat) di kota Palembang.
Lewat berbagai tayangan di media sosial sejak beberapa bulan belakangan ini, Katim Heri dan rekan-rekan aktif melakukan pengamanan dan menjaga kondusifitas di kota Palembang.
Aksi tim Opsnal Unit I Subdit III Jarantas Ditreskrimum Polda Sumsel ini beberapa kali viral di media sosial.
Menarik perhatian masyarakat tidak hanya di Sumatera Selatan, bahkan di seluruh Indonesia.
Katim Heri sebagai “ikon” tim Jatanras pun menjadi sosok yg paling menjadi perhatian.
Selain penampilan dengan rambut lurus panjangnyaGayanya khas ketika melakukan interaksi, sosialisasi maupun penindakan terhadap pelaku kejahatan jalanan pun menjadi daya tarik tersendiri.
Dari berbagai macam kejahatan jalanan yg ditindak tim Jatanras, persoalan parkir liar jadi salah satu sorotan masyarakat.
Ada cerita menarik saat tim Jatanras di bawah pimpinan Katim Heri hendak meringkus pelaku penggelapan barang berharga berupa emas di Palembang.
Saat itu pelaku diketahui tengah berada di sebuah rumah makan di Jalan Jenderal Sudirman.
Begitu tiba di lokasi, Katim Heri dan rekan-rekan mendapati pelaku yang berinisal E sedang makan siang.
Bukannya langsung meringkus, Katim Heri mempersilakan pelaku menyelesaikan makan siangnya.
Bahkan Katim Heri juga membayar tagihan makan pelaku tersebut.
Katim Heri menjelaskan, dalam menindak dan memperlakukan pelaku kejahatan, harus berdasar kepada persoalan hukum, yakni melihat terlebih dahulu tindak pidana yang dilakukan pelaku.
Pedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP) saat penangkapan pelaku kejahatan yang dimaksud Kapolda, kata Katim Heri, ada tiga unsur yakni yuridis, teknis dan etis.
Baca juga: Isi Surat Wasiat Sule Jika Meninggal Kelak Dibongkar, 1 Anak 1 Rumah, Bagaimana dengan Nathalie?
Baca juga: Tim Pengacara Rizieq Shihab Tak Hadiri Sidang, Kerahkan 1.400 Aparat ke PN Jakarta Timur
Baca juga: Jadwal MotoGP 2021 di Qatar Pekan Ini, Laga Pembuka Akan Dimulai, Minus Marc Marquez
2. Jacklyn Choppers atau Bang Jack, tugas di Satuan Jatanras Polda Metro Jaya
Jajaran Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah menciduk HS, pria yang diduga mengancam akan memenggal kepala Presiden Jokowi. Video HS sempat viral di media sosial.
Rupanya, dalam penangkapan pria pengancam akan memenggal kepala Presiden Jokowi itu, ada sosok polisi nyentrik yang cukup populer, dialah Aiptu Jakaria atau juga dikenal dengan nama Jacklyn Choppers atau Bang Jack.
Di akun Youtube-nya, Aiptu Jakaria atau Jacklyn Choppers alias Bang Jack, juga mengunggah detik-detik penangkapan pria pengancam akan memenggal kepala Presiden Jokowi.
Sosok Aiptu Jakaria atau Jacklyn Choppers pun jadi sorotan warganet.
Penampilannya memang nyentrik. Dia mengenakan kaus berwarna hitam dengan desain berciri khas kaus seorang rocker.
Rambutnya tampak panjang terurai. Di kepalanya, dia juga mengenakan penutup berupa beanie hat.
Aiptu Jakaria atau Jacklyn Choppers ternyata memang kerap bikin vlog atau video di akun Youtube pribadinya.
Ternyata, dia sudah membuat dan mengunggah video sejak 2016.
Dia mengatakan, salah satu tujuannya sebenarnya adalah untuk dokumentasi pribadi dan dokumentasi unit dua Jatanras Polda Metro Jaya.
Dia pun menjelaskan, tak masalah dirinya yang seorang polisi membuat sebuah video dokumentasi.Kebetulan, Aiptu Jakaria mengaku dia berada di tim tindak, bukan tim lidik.
Dalam video-videonya itu, lanjutnya, kerap juga ada edukasi kepada masyarakat mengenai kasus-kasus yang sedang ditangani.
Misalnya, kasus penipuan di mana seseorang ada yang mengaku sebagai polisi.
Baca juga: Sebelum Bunda Datang, Kehidupan Ku, seperti Anak Kehilangan Arah, Ungkapan Hati Aurel ke Ashanty
Baca juga: Anang Hermansyah Pasrah Wali Nikah Aurel Hermansyah Dipilih Sosok Ini, Keraguan Suami Ashanty Dikuak
Baca juga: Diam-diam Dijenguk Raffi Ahmad, Rencana Besar Saipul Jamil saat Bebas Bocor, Nasib di 2021 Diramal!
3. Aiptu Titok Satreskrim Polres Brebes
Seorang polisi nyentrik berbadan gempal dan berambut gondrong ini selalu mencuri perhatian.
Di balik badan gemuknya, dia lincah saat menangkap seorang penjahat. Sudah tak terhitung kasus-kasus kriminal yang dia ungkap. Mulai dari pencurian, penganiayaan, perampokan, begal, hingga pembunuhan.
Anggota Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Brebes itu bernama Aiptu Titok Ambar Pramono.
Lantaran prestasi yang ditorehkannya mengungkap ratusan kasus kejahatan setiap tahunnya, pria kelahiran Prambanan, Yogyakarta, 40 tahun lalu itu, baru saja dipromosikan menjadi Kepala unit (Kanit) 1 Satreskrim Polres Brebes oleh Kapolres Brebes, AKBP Aris Supriyono.
Ndan Titok, begitu ia akrab disapa, sering muncul di media massa, baik TV dan media online.
Termasuk media sosial: Facebook, YouTube, dan Instagram saat dalam pengungkapan kasus kejahatan kriminal.
Tak pelak, banyak masyarakat dan netizen selama ini bertanya-tanya bagaimana sosok Ndan Titok tersebut.
Ternyata, ada cerita menarik di balik perjalanan kariernya hingga menjadi polisi. Awalnya, Ndan Titok ternyata tak bercita-cita sebagai polisi melainkan sebagai akuntan publik.
Setelah lulus SMK, ia sempat berkuliah di sebuah kampus di Yogyakarta.
Namun, duduk di bangku kuliah hanya mampu dijalaninya sampai satu semester.
Selanjutnya, Titok iseng mendaftar Bintara. Meski iseng, ternyata diterima menjadi anggota polisi pada angkatan 1997-1998.
Di awal kariernya menjadi polisi, ia dulu langsung masuk dalam anggota unit reaksi cepat Satreskrim Polres Brebes. Pada tahun 2000, ia mulai menjadi anggota Reskrim Mobile (Resmob).
Ia juga sempat bertugas di Aceh selama 1 tahun pada rentan waktu tahun 1999-2000.
Selama 19 tahun bertugas, Titok hampir selalu ikut turun ke lapangan memburu penjahat yang menjadi target sasarannya.
Banyak suka duka menjalani tugas berat menjaga situasi keamanan di Kabupaten Brebes yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Jawa Tengah.
Ia pun dikenal garang di hadapan penjahat yang meresahkan masyarakat.
Tak segan-segan menindak tegas hingga instruksi tembak di tempat sesuai SOP bila penjahat melawan petugas.
Tak jarang, banyak penjahat yang 'terkencing-kencing' ketika berhadapan dengannya.
Baca juga: MARAH Besar, NIatnya Nikahi Gadis Pujaan Tak Direstui, Pemuda Penggal Kepala Ayah
Baca juga: Dulu Cinta Setengah Mati, Laudya Cynthia Bella Mendadak Lakukan Ini pas Engku Emran Nikah: Bismillah
Baca juga: Lepas dari Kiwil Malah Makin Bahagia, Rohimah Protes Diperlakukan Begini Meski Sudah Cerai: Diituin
4. Aiptu Ibnul Gondrong Lubuklinggau
Di wilayah hukum Polsek Lubuklinggau Barat ada satu sosok ‘icon’ yang namanya viral dan cukup membuat para pelaku kejahatan ciut di wilayah itu kalau mendengarnya.
Yakni sosok Aiptu Ibnul Suprianto alias Ibnul Gondrong. Saat ini dirinya menjabat Kanit Intel Polsek Lubuklinggau Barat.
Nama dan wajah Ibnul Gondrong yang acapkali tampil di medsos dan koran-koran menjadi momok tersendiri bagi para pelaku kejahatan untuk berpikir dua kali dalam melakukan aksi.
“Bahkan ada pelaku yang menyerahkan diri karena takut ditangkap,” kata Ibnul.
Disamping melaksanakan tugas dengan penindakan, langkah dan inovasi yang dilakukan Ibnul Gondrong bersama Tim Gaspol, acapkali membuat video pendek berupa imbauan di medsos.
Konten video itu berisi sejumlah tema mengenai hoaks, parkir, pungli, pemerasan dan suap.
5. Irjen Arman Depari
Melansir Reqnews, Untuk jenderal polisi satu ini pasti sudah tak asing di telinga masyarakat Indonesia. Dia adalah Irjen Arman Depari, polisi berambut gondrong yang membuat ciut nyali para bandar hingga pengedar narkoba.
Saat ini, Irjen Arman berdinas sebagai Deputi Bidang Pemberantasan BNN.
Asal tahu saja, para pengedar barang haram yang ditangkap BNN itu, sampai tak berkutik setelah tangannya diborgol dan wajahnya disorot kamera awak media.
Sang Jenderal pernah menduduki posisi sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya hingga di Mabes Polri. Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.
Sebelum fokus di bidang pemberantasan narkoba, Irjen Arman Depari ternyata pernah juga menjadi Kadensus 88 Polda Sumatera Utara.
Arman juga pernah turut membantu dan memberikan informasi hasil penyelidikan tim Ditserse Polda Metro Jaya dalam pengungkapan kasus terorisme.
Kala itu, kasus terorisme yang dimaksud yakni, yakni kasus bom Bali I, untuk menangkap Imam Samudra. Sebelum bertugas di BNN, Arman Depari sempat menjadi Kapolda Kepulauan Riau selama kurang lebih dua tahun.
Barulah pada 2016, Jenderal garang ini menjadi Deputi Pemberantasan BNN.
Pria kelahiran Karo, Sumatera Utara, 1 Agustus 1962 ini, menghabiskan masa kecil dan remajanya hingga bangku SMA di Berastagi.
Setelah lulus SMA, ia kemudian mencoba peruntungan masuk ke Akpol. Ia pun termasuk, lulusan Akpol tahun 1985.
Baca juga: WASPADA Hujan Disertai Petir, Prakiraan Cuaca dari Prediksi BMKG untuk Hari Ini di Wilayah Sumsel
Baca juga: Dini Hari Terbangun, Sumitro Kaget Motornya Sudah Hilang, 2 Pelaku Ditangkap Tim Cobra Polsek Lubai
Baca juga: Mo Salah Raih Hattrick Gelar Pemain Terbaik di Liverpool, Singgung Premier League: Musim yang Sulit
Wednesday, 01 July 2020 - 11:02
Liputan6.com, Jakarta - Rapat Paripurna DPR RI dengan agenda penetapan nama-nama anggota Fraksi dalam alat kelengkapan dewan (AKD) dilaksanakan hari ini, Selasa (29/10/2019).
DPR periode 2019-2024 sebelumnya telah membentuk 11 Komisi dan enam badan serta 66 pimpinan komisi dan badan.
Berikut daftar anggota komisi III yang membidangi Hukum, HAM dan Keamanan:
Ketua Komisi III Herman Heri dari PDI Perjuangan
Wakil Ketua Adies Kadir dari Golkar
Wakil Ketua Ahmad Sahroni dari Nasdem
Wakil Ketua Desmond Junaidi Mahesa dari Gerindra
Sementara para anggotanya adalah:
4. Trimedya Panjaitan
6. Adde Rosi Khairunnisa
5. Hillary Brigita Lasut
6. Rusdi Masse Mappasessu
5. Dipo Nusantara Pia Uba
5. Benny Kabur Harman
1. Habib Abu Bakar Alhabsyi
4. Achmad Dimyati Natakusumah
2. Pangeran Khairul Saleh
3. Sarifuddin Sudding
4. Nazaruddin Dek Gam
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin menggelar sidang paripurna Kabinet Indonesia Maju pada Kamis (24/10/2019). Sidang ini merupakan sidang perdana setelah pelantikan.
Heri Kustanto, politisi Fraksi PKB lolos sebagai anggota DPRD DKI Jakarta masa jabatan 2024-2029 usai memperoleh sebanyak 5.402 suara di daerah pemilihan (Dapil) 1 Jakarta Pusat yang meliputi Kecamatan Gambir, Sawah Besar, Kemayoran, Cempaka Putih, Johar Baru, Senen, Menteng dan Tanah Abang.
Sebagai pendatang baru di Kebon Sirih, ia menyatakan kesiapannya untuk memperjuangkan keluhan masyarakat. Salah satunya yakni dengan membuka peluang kerja dan peluang usaha untuk warga Jakarta.
“Kita ini masih baru kan di legislatif, jadi maping segala program pemerintah belum kita kuasain penuh. Pada intinya ke depan kalau ada peluang untuk kemajuan ekonomi, atau ada modal usaha tanpa agunan atau tanpa bunga, kita akan perjuangkan buat masyarakat,” ujar Heri saat dihubungi, Jumat (27/9).
Lebih lanjut, ia memastikan perusahaan atau dinas terkait dapat memberikan peluang kepada masyarakat agar perekonomian semakin maju dan selaras dengan pembangunan Jakarta.
“Dengan hadirnya saya, yang menjadi konsen yang akan menjembatani apakah itu ke perusahaan atau dinas-dinas bagaimana mengangkat ekonomi kerakyatan ini khususnya di dapil Jakarta Pusat ini jadi lebih baik,” jelas Heri.
Pria kelahiran Purbalingga 5 September 1981 itu mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarganya maju sebagai wakil rakyat di DKI Jakarta. Terutama dari istri tercinta Salimah dan ketiga putrinya yakni Risma, Amelia dan Salma.
“Alhamdulillah keluarga sangat support, kembali lagi dengan niat saya agar lebih bermanfaat untuk masyarakat di dapil saya, jadi keluarga sangat support dengan majunya saya di legislatif,” ungkap Heri.
Heri mengungkapkan, bahwa sebelum terjun ke panggung politik, dirinya aktif dalam Organisasi Masyarakat (Ormas) di Jakarta yakni Forum Betawi Rempug (FBR).
Ia pernah menjabat sebagai Ketua FBR Kelurahan Sumur Batu masa jabatan 2012-2019. Kemudian sebagai Ketua Kordinator Wilayah (Korwil) Jakarta Pusat masa jabatan 2019-2025.
Ia banyak melihat keresahan yang terjadi terhadap masyarakat menengah kebawah. Khususnya para pedagang kaki lima yang kerap tak mendapat keadilan.
“Contohnya pedagang kaki lima yang pakai gerobak itu kan enggak ada pembinaan. Mereka enggak mau dagang kecil-kecilan begitu, mereka mau punya kios, istilahnya enggak usah mondar-mandir kalau hujan tutup kalau reda buka lagi,” ungkap Heri.
“Makanya kawan-kawan khusus FBR memperbolehkan mereka mereka itu untuk berdagang, mohon maaf kalau enggak ada kita kita ini justru malah banyak premannya yang minta makan dan minum,” tambah Heri.
Ia juga menyatakan bahwa hadirnya FBR disambut baik oleh para pedagang. Bahkan sampai memiliki kas wilayah yang dipergunakan untuk kepentingan publik, salah satunya yakni kendaraan ambulans.
“Kas itu dikontribusikan lagi ke masyarakat. Satu contoh di wilayah lain dibelikan ambulans, ambulan itu gratis untuk masyarakat yang kurang mampu. Terus juga kalau sewa ambulans di rumah sakit kan mahal bisa 4 sampai 5 juta, kalau disini cukup bayar 1,5 juta saja. Tapi khusus di wilayah Jakarta itu gratis,” jelas Heri.
Selain itu, ada beberapa program yakni diantaranya nisan dan kembang bunga gratis untuk warga apabila ada anggota keluarganya yang meninggal dunia.
Bahkan setiap seminggu sekali ada program Jumat berkah. Program tersebut ialah membagi-bagikan makanan kepada masyarakat di wilayah Dapilnya.
Dari situlah ia mulai tertarik masuk dalam partai politik. Ia mengaku keterlibatannya maju sebagai anggota Legislatif dari Fraksi PKB bermula dari ajakan salah satu Anggota DPRD DKI Jakarta petahana yaitu Sutikno.
“Awal mulanya saya dapat tawaran dari beberapa partai tapi saya tolak. Sampai akhirnya pak Sutikno mengajak saya masuk bareng beliau, Alhamdulillah akhirnya saya bergabung di PKB,” jelas Heri.
Ia berharap, kinerja Pemprov DKI Jakarta lebih nyata dalam mewujudkan aspirasi masyarakat. Sehingga diperlukan peninjauan secara langsung agar mengetahui secara betul problematika yang sedang dihadapi masyarakat.
“Setahu saya banyak eksekutif apalagi walikota ini mereka terjun hanya di kecamatan dan di kelurahannya saja. Mereka jarang sekali terjun langsung kepada warga untuk mempertanyakan langsung keluhan warganya yang belum tercukupi. Itu yang saya miris sekali. Jadi seharusnya digaungkan lagi terjun langsung ke lapangan bertemu dengan masyarakat,” pungkas Heri. (DDJP/apn/gie)
International Olympiad in Informatics 2022
The 34th International Olympiad in Informatics (IOI 2022) will be hosted by Indonesia from August 7th to August 15th, 2022, as the most prestigious computer science competition for secondary school and high school students around the world.
The competition is one of five international science olympiads held annually. IOI 2022 will be hosted in the Special Region of Yogyakarta.
The competition is supported by the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology, Republic of Indonesia, the Ministry of Tourism and Creative Economy, Republic of Indonesia, and the State Government of Special Region of Yogyakarta.
IOI 2022 is also powered by Ikatan Alumni Tim Olimpiade Komputer Indonesia (Indonesian Computer Olympiad Team Alumni Association).